blognya anak stikes

gabung dan dapatkan askep2 yang anda cari

Jumat, 21 Oktober 2011

askep tonsilitis


 “ TONSILITIS “

A       PENGERTIAN
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di dalamnya. Sedangkan tonsilitis adalah peradangan yang terjadi pada daerah tonsil.

B        ETIOLOGI
Penyebab tonsilitis adalah kuman Streptococcus Beta Hemolyticus, Streptococcus Viridins dan Streptococcus Pyogenes adalah penyebab terbanyak. Dapat juga disebabkan oleh virus. Selain itu juga tonsilitis disebabkan oleh organisme Vicenti.

C        KLASIFIKASI
1.Tonsilitis Akut
                  Sering di temukan bersama – sama dan dapat menyerang semua umur. Penyebab terbanyak radang ini adalah kuman golongan Streptococcus Beta Hemoliticus, Streptoccus Viridans, Streptococcus Pyogenes. Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan air ludah ( droplet ). Penyakit ini juga bisa di sebabkan oleh virus.
a.      Patofisiologi
Terdapat peradangan umum dan pembengkakan dari jaringan tonsila dengan pengumpulan glukosit, sel – sel epitel mati dan bakteri patogen dalam kripta.
Fase – fase patologisnya sebagai berikut :
·         Peradangan biasa pada daerah tonsil saja.
·         Pembentukan eksudat.
·         Selulitis tonsila dan daerah disekitarnya.
·         Pembentukan abses peritonsila.
·         Nekrosis jaringan.
b.      Tanda dana Gejala
Tonsila membesar dan meradang. Tonsila biasanya nampak bercak – bercak dan kadang diliputi oleh eksudat. Eksudat ini mungkin keabu – abuan atau kekuningan. Eksudat ini dapat mengumpul dan membentuk membran dan pada kasus dapat terjadi nekrosis jaringan lokal, nyeri tenggorokan, sulit menelan, demam, mual dan kelenjar limfa pada leher membengkak, malaise (perasaan tidak menentu pada tubuh yang tidak nyaman ).
c.       Penatalaksanaan
·         Pengobatan
Bila penyebab diduga infeksi virus, pasien cukup diberikan analgetik dan tablet isap saja atau kompres air hangat.
Pada umumnya penderita tonsilitis akut serta demam sebaiknya tirah baring, pemberian cairan adekuat dan diet ringan. Aplikasi lokal seperti obat tenggorokan dianggap mempunyai arti yang relatif kecil. Analgetik oral efektif dalam mengendalaikan rasa tidak enak.
Antibiotik pada kasus tersebut yang sering diberikan yaitu Eritromisin atau antibiotik spesifik yang efektif melawan organisme sebaiknya digunakan. Pengobatan sebaiknya dilanjutkan untuk seluruh perjalanan klinis antara 5 – 10 hari.
·         Perawatan
-          Taruhlah kompres panas pada daerah leher.
-          Gunakan kompres panas setiap malam.
-          Berkumur kumurlah setiap jam dengan air panas.
-          Berikan antibiotik atau Sulfonamides.
-          Berikanlah banyak minum air dan sari buah, sebaiknya hangat.
-          Diet makanan cair harus diberikan kepada pasien paling sedikit selama 2 – 3 hari.
2.      Tonsilitis Kronik
Faktor predisposisi timbulnya tonsilits kronik adalah rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, hiegene mulut yang kurang terjaga, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat. Kuman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang – kadang kuman berubah menjadi kuman golongan gram negatif.
a.Patofisiologi
Karena proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa juga jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar. Secara klinik kripti ini diisi oleh detritus. Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan perlektan dengan jaringan disekitar fosa tonsilaris.


b.Tanda dan Gejala
Pada pemeriksaan tonsil tampak membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus. Rasa ada yang mengganjal ditenggorokan, tenggorokan dirasakan kering dan napas berbau.
c. Penatalaksanaan
Terapi lokal ditujukan kepada hiegene mulut dengan berkumur atau obat isap.

D.     KOMPLIKASI
Radang kronis tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah sekitarnya berupa Rhinitis kronis, Sinusitis atau otitis media secara perkontinuitas. Komplikasi jauh terjadi secara hematogen atau limfogen dan dapat timbul Endokarditis, Atritis, Mioritis, Nefritis, Uveitis, Iridosiklitis, Dermatitis, Pruritus, Urtikaria dan Furunkulosis.

E.      ASUHAN KEPERAWATAN
  1. Pengkajian
a.      Data diri
Nama                    : Tn. Z                          Tgl pengkajian    : 20-10-2010
Umur                     : 22 tahun                    TGL MRS             : 19-10-2010
JK                           : Pria                            No Reg                : 059952
Suku/bangsa          : Jawa                          Dx Medis             : Tonsilitis
Agama                   : K.Prostestan
Pekerjaan  :           : Pegawai BANK
Alamat                  : Jl. Anggur Merah
Penanggung          : Askes

b.      Data biologis
·         Keluhan utama                                    : tenggorokkan nyeri dan bengkak
·         Pengobatan yang pernah diikuti         : tidak ada
·         Riwayat penyakit                                : klien sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama tapi tidak di bawa ke rumah sakit
·         Riwayat kesehatan keluarga              : kakak klien pernah menderita penyakit yang sama dengan klien
c.       Pola aktivitas sehari-hari
·         Nutrisi
Makan             : 2x sehari
Jenis                : nasi, ikan, telur
Minum                        : jika haus
Jenis                : air putih, teh
·         Eliminasi
BAK                  : 3x sehari
BAB                 : 1x sehari
·         Kebutuhan personal hygiene
Mandi              : 2x sehari

2.      Pemeriksaan Fisik
·         Adanya pembengkakan di sekitar leher

3.      Klasifikasi Data
  1. Data Subjektif
·         Klien mengeluh nyeri tenggorokan
·         Klien mengeluh nyeri saat menelan
·         Klien mengeluh malaise
·         klien mengeluh demam
·         klien mengeluh napsu makan berkurang
·         klien mengeluh susah tidur
·         Klien selalu bertanya – tanya tentang penyakitnya
·         Klien selalu berharap cepat sembuh
  1. Data Objektif
·         Tonsil tampak merah dan membengkak
·         Klien nampak meringis
·         KU lemah
·         Jam tidur klien berkurang
·         Porsi makan klien tidak dihabiskan ( 6 – 7 sendok makan )
·         Klien nampak pucat
·         Klien nampak gelisah
·         Kelenjar limfa pada leher membesar



4.      Analisa Data

NO
DATA
PENYEBAB
MASALAH
1.













2.










3.








4.







5.
Data Subjektif
-          Klien mengeluh nyeri tenggorokan
-          Klien mengeluh malaise
Data Objektif
-          Tonsil tampak bengkak dan memerah
-          Wajah klien nampak meringis
-          Kelenjar limfa pada leher membesar

Data Subjektif
-          Klien mengeluh nyeri saat menelan
-          Klien mengeluh napsu makannya berkurang
Data Objektif
-          KU lemah
-          Porsi makan klien tidak dihabiskan ( 6 – 7 sendok makan )

Data Subjektif
-          Klien mengeluh demam
Data Objektif
-          Suhu badan 38,6 oC




Data Subjektif
-          Klien mengeluh susah tidur
Data Objektif
-          Jam tidur klien berkurang
-          Klien nampak pucat

Data Subjektif
-          Klien mengeluh susah tidur
-          Klien selalu bertanya – tanya tentang penyakitnya
-          Klien selalu berharap cepat sembuh
Data Objektif
-          Klien nampak gelisah

Peradangan yang terjadi pada tonsil












Intake yang tidak adekuat










Infeksi akut oleh mikroorganisme







Adanya nyeri pada daerah tonsil






Kurangnya pengetahuan atau informasi tentang penyakit yang diderita oleh klien
Gangguan rasa nyaman nyeri












Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi









Gangguan pengaturan suhu tubuh







Gangguan kebutuhan istirahat tidur






Gangguan kecemasan

5.     Diagnose Keperawatan
·  Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan adanya peradangan pada tosil
·  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan intake yang tidak adekuat
·  Gangguan pengaturan suhu tubuh sehubungandengan infeksi akut oleh mikroorganisme
·  Gangguan kebutuhan istirahat tidur sehubungandengan adanya nyeri pada daerah tonsil
·  Gangguan kecemasan s/d kurangnya pengetahuan atau informasi tentang penyakit yang diderita oleh klien.

6.     Perencanaan Keperawatan

1.      Gangguan rasa nyaman nyeri s/d peradangan yang terjadi pada tonsil d/d ;
Data subjektif        :   Klien mengeluh nyeri tenggorokan
                                        Klien mengeluh malaise

      Data objektif         :   tonsil tampak bengkak dan
                                        Wajah klien nampak meringis
                                        Kelenjar limfa pada leher membesar

Tujuan                   :   Rasa nyaman nyeri teratasi d/k ;
-          Rasa nyeri dibagian tenggorokan berkurang
-          Klien tidak lagi gelisah
-          Kelenjar limfa mengecil

Intervensi             
1.      Kaji tingkat nyeri
2.      Berikan kompres panas pada leher
3.      Anjurkan klien untuk berkumur – kumur dengan air panas setiap jam
4.      Berikan obat golongan antibiotik dan analgetik

Rasional
1.      Agar dapat mengetahui sejauh mana tingkatan nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat diberikan tindakan selanjutnya secara tepat.
2.      Kompres air hangat dapat mengurangi rasa nyeri dan mengurangi pembesaran kelenjar limfa.
3.      Berkumur – kumur dapat memberikan rasa nyaman, membunuh mikroorganisme sekaligus menghilangkan bau mulut jikalau ada.
4.      Pemberian obat golongan antibiotik seperti Eritromicin bertujuan melawan mikroorganisme, sedangkan pemberian analgetik bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri.



2.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi s/d intake yang tidak adekuat d/d ;
Data subjektif        :   Klien mengeluh nyeri saat menelan
                                        Klien mengeluh napsu makannya berkurang

Data Objektif        :   KU lemah
Porsi makan klien tidak dihabiskan ( 6 – 7 sendok makan )

Tujuan                   :   Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi d/k ;
-          Keluhan nyeri saat menelan berkurang
-          Napsu makan membaik
-          Porsi makan yang disediakan dihabiskan
-          Klien tidak lemah lagi

Intervensi             
1.      Kaji tingkat pemenuhan kebutuhan nutrisi
2.      Anjurkan kepada keluarga klien agar tidak memberikan makanan  pedas dan berminyak.
3.      Berikan banyak minum dan sari buah yang hangat.
4.      Kolaborasi dengan instalasi gizi untuk memberikan diet makanan cair

Rasional
1.      Pemenuhan kebutuhan nutrisi perlu dikaji untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.
2.      Makanan pedas dan berminyak dapat membuat rasa nyeri dan tidak nyaman saat makan.
3.      Dengan memberikan banyak minum air hangat dan sari buah membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan sari buah merupakan masukan nutrisi terutama vitamin bagi tubuh.
4.      Kolaborasi dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang tepat untuk klien  yang diperlukan setiap harinya.






3.      Gangguan pengaturan suhu tubuh s/d infeksi akut oleh mikroorganisme d/d ;
Data subjektif        :   Klien mengeluh demam

Data objektif         :   Suhu badan 38,6 oC

Tujuan                   :   Gangguan pengaturan suhu tubuh teratasi d/k ;
-          Klien tidak mengeluh demam lagi
-          Suhu badan klien menjadi normal ( 36,5 oC – 37,5 oC )

Intervensi
1.      Kaji tingkat demam
2.      Beri kompres hangat pada daerah frontal / dahi
3.      Anjurkan keluarga klien untuk memakaikan pakaian yang tipis pada klien
4.      Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat golongan antipiretik
Rasional
1.      Dengan mengkaji tingkat demam maka akan diketahui seberapa berat infeksi yang dialami.
2.      Kompres hangat membantu vasodilatasi pembuluh darah dikepala sehingga mempercepat penguapan panas.
3.      Pakaian tipis membantu proses radiasi pada tubuh secara tidak langsung.
4.      Pemberian obat antipiretik bertujuan untuk menurunkan panas.

4.      Gangguan kebutuhan istirahat tidur s/d adanya nyeri pada daerah tonsil d/k ;
Data subjektif        :   Klien mengeluh susah tidur

Data Objektif        :   Jam tidur klien berkurang
                                  Klien nampak pucat

Tujuan                   :   Gangguan kebutuhan istirahat tidur teratasi d/k ;
-          Klien tidak mengeluh susah tidur lagi
-          Kebutuhan tidur klien terpenuhi
-          Wajah klien nampak segar



Intervensi
1.      Atur posisi tidur yang baik untuk klien
2.      Batasi jam berkunjung bagi tamu
3.      Ciptakan suasana yang nyaman dan tenang
4.      Berikan pengertian kepada klien tentang pentingnya istirahat tidur

Rasional
1.      Posisi tidur yang baik dapat menjamin kenyamanan saat tidur.
2.      Berikan kesempatan kepada klien untuk beristirahat tanpa merasa terganggu.
3.      Suasana nyaman dan tenang membantu mempercepat istirahat tidur bagi klien
4.      Pentingnya istirahat dan tidur sebab dapat memicu keadaan tubuh untukk mengarah ke proses penyembuhan yang cepat.

5.      Gangguan kecemasan s/d kurangnya pengetahuan atau informasi tentang penyakit yang diderita oleh klien d/d ;
Data subjektif        :   Klien selalu bertanya – tanya tentang penyakitnya
                            Klien mengeluh susah tidur
                                        Klien selalu berharap cepat sembuh
Data Objektif        :   Klien nampak gelisah

Tujuan                   :   Gangguan kecemasan klien teratasi d/k :
-          Klien tidak bertanya – tanya lagi tentang penyakitnya
-          Klien tidak lagi gelisah
-          Klien tidak mengeluh susah tidur

Intervensi
1.      Kaji tingkat kecemasan klien dengan mendengarkan keluhan klien dan keluarganya
2.      Berikan informasi tentang penyakit yang sedang dideritai
3.      Anjurkan klien untuk selalu berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
4.      Memberikan perawatan yang baik dan ramah pada klien





Rasional
1.      Dengan mendengarkan semua keluhan yang diutarakan, perawat bisa mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dialami dan dapat memberikan intervensi yang selanjutnya.
2.      Dengan memberikan informasi dan penjelasan klien dapat mengerti apa yang sedang dideritanyadan klien akan dapat mengurangi rasa cemasnya.
3.      Dengan berdoa serta mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa maka yakinlah bahwa kecemasan dan penyakit klien pasti bisa berkurng dan sembuh.
4.      Dengan memberikan peleyanan yang baik dan ramah pada klien maka klien akan merasa diperhatikan sehingga klien menjadi tenang dan nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar